Selasa, 16 Juli 2013

RAGAM KARYA SENI COBEK, TULUNGAGUNG PUNYA

Kerajinan pembuatan cobek ini merupakan khasanah kekayaan seni yang dimiliki oleh daerah Tulungagung. Pembuatan cobek sendiri masih mayoritas menggunakan peralatan tradisional, yang menjadikan seni pembuatan cobek semakin terasa estetikanya. Menurut bapak Sumiran, cobek adalah alat untuk menghaluskan, menggerus atau melebutkan makanan. Biasanya cobek sendiri dipadukan dengan alat lain yang dinamakan Uleg-uleg (bahasa Jawa). Cobek sendiri merupakan sebagai landasan untuk menaruh bumbu-bumbu dapur untuk dihaluskan sebelum memasak. Cobek bisa diketemukan pada warung-warung rujak uleg, gado-gado dan tentunya hampir setiap rumah penduduk mempunyai cobek.

Cobek maupun Uleg-ulegnya dibuat dari berbagai macam bahan, diantaranya ada yang berbahankan batu, kayu, tanah dan semen. Dari berbagai bahan tersebut yang mayoritas diminati oleh masyarakat adalah yang berbahankan batu. Selain kuat, bahan dari batu juga mampu bertahan lama. Ternyata ukuran cobek juga mempengaruhi fungsi dari cobek itu sendiri.

Home industri disebut juga industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang di kelola keluarga. Biasanya pelaku adalah orang yang bertempat tinggal di daerah tempat tinggalnya dan dari sisi ketenagakerjaan, karyawan maupun buruh yang dipekerjakan merupakan warga lingkungan sekitar. Usaha mikro ini banyak ditemukan di negara-negara berkembang dan berperan cukup besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan. Hal tersebut tercermin dari perusahaan cobek di Tulungagung yang mayoritas berbentuk industri rumah tangga. Seperti halnya perusahaan cobek di dusun Mojo yang mengambil masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja, sehingga keberadaan perusahaan-perusahaan batik tersebut membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Kebanyakan masih mempertahankan teknologi sederhana atau tradisional dan menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk memenuhi kebutuhan di pasaran. Kegiatan usaha seperti ini berorientasi pada pasar lokal namun tidak jarang yang mengepakkan sayapnya hingga ke luar kota atau bahkan ke manca negara.

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan kerajinan cobek meliputi, berbagai ukuran pahat dengan berbahagai macam bentuk mata pahat, jangka khusus, meteran, palu , air, tempat / wadah air, dan lap.

Sedangkan bahan – bahan lain yang perlu di sediakan dalam unit produksi antara lain: batu jenis handosit (batu gunung) sebagai bahan baku utama pembuatan, resin, lem batu, dan serbuk batu, ketiga bahan ini biasanya digunkan untuk menambal cobek yang mungkin berlubang atau sedikit retak

Proses Produksi
Batu sebagai bahan utama haruslah batu pilihan, karena dalam pembuatan cobek dan lumping Ini dibutuhkan batu yang utuh, tidak retak, mempunyai ukuran yang cukup dengan ukuran yang diinginkan, mulai dari tebal dan diameter batu tersebut. Jenis batu yang digunakan adalah batu handosit (batu gunung). Batu berwarna hitam ini diperoleh pengrajin dari penambang di dusun Mojo desa Wajak Kidul setempat. Produksi secara tradisioanal yang reltif lama  dan model yang relative lebih kecil dari produksi secara modern, membuat mereka hanya membeli bashsb (batu) dari penambang setempat.

Setelah bahan dan peralatan sudah siap, pengrajin mulai untuk membuat cobek ataupun lumpang. Hal prtama yang dilakukan adalah menentkan ukuran cobek atau lumpang yang akan dibuat dengan meteran. Setelah ukuran yang sesuai telah didapatkan, pengrajin membuat lingkaran memnggunakan jangka khusus yang digoreskan pada batu. Kemudian, sedikit demi  sedikit mereka mulai memahat batu hingga berbentuk sesuai lingkaran yang sebelumnya telah dibuat. Sampai proses ini dapat dikatakan masih setengan jadi, karena walaupun sudah berbentuk seperti cobek, tetapi masih kasar.

Bahan yang sudah menjadi cobek setengah jadi masih harus diproses. Hampir sama seperti sebelumnya bahan setengah jadi ini masih harus dipahat, namun menggunakan pahat yang bentuk matanya berbeda. Proses memahat ini berlangsung hingga proses pembuatan selesai. Setelah cobek jadi pengrajin mencucinya dengan air, karena debu akibat proses pembuatan sebelumnya. Hal tersebut perlu dilakukan agar terlihat lebih menarik. Kemudian cobek didiamkan hingga kering. Sentuhan akhir untuk cobek tersebut adalah di lap memakai kain dan cobek siap untuk dipasarkan.

Peralatan Dan Bahan
Dalam proses produksi secara modern peralatan yang di gunakan mulai dari bahan mentah hingga cobek menjadi terlihat berbeda.beberapa peralatan yang dibutuhkan mulai bahan mentah hingga setengah jadi meliputi:gergaji pemotong(mesin pemotong),kereta dudukan batu(untuk menempatkan batu saat digergaji), rel, diesel, pompa air, selang dan penggaris.  Sedangkan beberapa alat yang dibutuhkan dari bahan setengah jadi hingga menjadi cobek meliputi ; satu set mesin bubut, kipas angin, ember (wadah air0, selang kecil, grinda (alat untuk mengasah pahat), pahat (baja vidia), air,dan lap. Seperti halnya pada proses pembuatan secara tradisional bahab – bahan yang digunakan meliputi batu sebagai bahan utama, resin, lem batu, dan serbuk batu. Ketiga bahan ini, biasanya digunakan untuk menambal cobek yang berlubang atau sedikit rusak.

Proses Produksi
Seperti halnya pada proses produksi secara tradisional, batu sebagai bahan utama haruslah batu yang benar – benar pilihan. Batu yang utuh dan berkualitas, sangat dibutuhkan demi hasil akhir dan kepuasan pars konsumen. Pengrajin memperoleh batu tersebut  dari penambang batu didusun setempat. Lokasi penambangan yang tidak luas membuat para penambang tidak mampu memenuhi permintaan seluruh pengrajin untuk mensuplai bahan baku. Untuk mengatasi hal ini pengrajin cobek modern yang sampai saat ini berjumlah 20 kepala keluarga yang memiliki industry kecil tersebut. Tidak jarang mendatangkan atau memesan batu dari luar daerah bahkan luar kota. Batu yang dipesan tidak boleh sampai sembarangan, haruslah batu yang memiliki jenis dan warna yang sama. Para pengrajin biasanya memesan dari daerah Campur darat  dan juga dari Kabupaten Trenggalek.

Setelah alat dan bahan telah siap, pengrajin memulai untuk membuat cobek. Dalam hal ini proses pembuatan mulai bahan mentah hingga setengah jadi hingga cobek yang sudah jadi juga berbeda. Dalam pembuautan bahan setengah jadi, dimulai dari meletakkan bahan dasar diatas kereta dudukan, kemudian dipotong sesuai ukuran yang diinginkan sehingga membentuk segi delapan. Hasil dari proses inilah yang merupakan bahan setengah jadi yang selanjutnya dibubut untuk menghasilkan sebuah  cobek yang diharapkan. Setelah jadi cobek tersebut dicuci kemudian dilap dengan kain. Setelah kering maka cobek siap di pasarkan pada para konsumen.

Penjualan Hasil Produksi
Penjualan merupakan suatu tahapan akhir dalam suatu rangkaian proses industri. Cobek yang telah selesai dibuat kemudian dikemas dan siap di pasarkan pada konsumen. Cobek buatan dusun Mojo ini, telah dipasarkan keberbagai daerah, selain di Tulungagung. cobek ini juga dipasarkan di wilayah lain seperti di kabupaten Blitar, Nganjuk hingga ke Surabaya, bahkan sampai keluar pulau jawa  seperti di Kalimantan dan Sumatra.

Perajin cobek secara tradisional biasanya menjual cobek buatannya pada para tengkulal atau para pengumpul. Tidak jarang juga para pembeli yang langsung datang ketempat produksi cobek mereka untuk memesan atau membeli cobek yang sudah ada. Produktifitas mereka yang rendah serta dengan modal yang cukup terbatas membuat mereka belum mampu untuk memasarkan hasil produksi keluar daerah Tulungagung. tetapi apabila kita dapat menjumpai hasil kerajinan mereka di luar daerah bahkan di luar jawa itu semua tidak terlepas dari aktivitas ekonomi para pengepul kerajinan.

Sedangkan pengrajin cobek secara modern, selalu menjual cobek hasil produksi melalui para pengepul atau  konsumen yang datang langsung. Bahkan tidak sedikit pemilik rumah produksi yang turun tangan langsung menjual pada para konsumen dengan menggunakan motor maupun di jinjing dengan batang kayu. Produktifitas mereka yang terbilang tinggi bahkan sampai keluar daerah dan keluar pulau jawa dalam 2 bulan sekali mampu mengirim barang (cobek) pada para konsumen. Mengenai harga cobek yang dipasarkan , para produsan biasanya mematok harga berkisar antara Rp 7.000,00 hingga Rp 25.000,00 perbuah sesuai dengan ukurannya. Tidak hanya itu cobek – cobek yang di pasarkan diluar kota mereka kemas dengan diikat 5 buah cobek perikat dengan tali, tetapi tetap memperhatikan keadaan cobek jangan sampai pecah ataupun retak.